Minggu, 11 Maret 2012

Role Playing yang Menyenangkan untuk Siswa

Dari presentasi minggu kemarin hal menarik yang saya temukan adalah Metode Role playing yang dipresentasikan oleh kelompok 2, dimana metode Role Playing itu adalah salah satu cara penyampaian bahan ajar melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan sisiwa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh benda hidup atau benda mati, permainan ini biasanya dilakukan lebih dari satu orang hal itu tergantung kepada apa yang diperankan.

 
Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:
1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias
6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
7) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
8) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Akan tetepi selain kelebihan-kelebihan itu metode ini juga mempunyai kelemahan, sama dengan metode-metode yang lain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan  Kelemahan dari metode Role playing sebagai berikut:
1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar