BELAJAR
Proses balajar menurut
Tan (1981: 91) adalah proses yang menunjukkan hubungan yang terus menerus
antara respons yang muncul serta rangsangan yang diberikan. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan.
Dari dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan
oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara
sesudah belajar dan sebelum belajar.
MACAM-MACAM TEORI BELAJAR
1.
Teori belajar Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu
pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata
melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang
dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar,
karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan
perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional;
behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh
faktor-faktor lingkungan.
2. Teori
belajar Kognitif
Menurut teori ini,proses belajar akan belajar dengan baik
bila materi pelajaran yang beradaptasi (berkesinambungan)secara tepat dan
serasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Dalam teori ini
ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi
yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses pembelajaran ini bejalan tidak
sepotong – sepotong atau terpisah – pisah melainkan bersambung sambung dan
menyeluruh. Teori belajar kognitif ini guru bukanlah sumber belajar utama
dan bukan kepatuhan siswa yang dituntut dalam refleksi atas apa yang
diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Evaluasi belajar bukan pada hasil tetapi
pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasi pengalamanya.
3.
Teori belajar Humanistik
Menurut teori humanistik,tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika si pelajar telah
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator bagi
para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran mengenai makna
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai
pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.
4.
Teori belajar Konstruktivisme
Menurut teori ini permasalahan dimunculkan dari pancingan
internal, permasalahan muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi
sendiri oleh siswa. Teori ini sangat dipercaya bahwa siswa mampu mencari
sendiri masalah,menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan
tantangan yang dihadapinya,menyelesaikan dan membuat konsep mengenai
keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu bangunan utuh.
5.
Teori belajar Gestalt
Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh
pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara
menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehungga
lebih mudah dipahami.
MENGAJAR
Mengajar pada prinsipnya adalah
membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa
mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. William H. Burton merumuskan
pengertian mengajar sebagai suatu upaya dalam memberi perangsang, bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar (Chauhan, 1977:4).
PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus.
MENURUT SAYA
Saya pribadi sebagai seorang mahasiswi keguruan yang juga
merupakan calon guru Sekolah Dasar, berpendapat bahwa semua teori belajar yang
saya sebutkan di atas mengandung maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajar mengajar. Setiap teori belajar pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga kita harus bisa memilih teori ataupun metode
mana yang terbaik untuk kita terapkan dalam lingkungan kita mengajar.
Misalnya di daerah A, teori belajar behaviorisme sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran, tetapi mungkin di daerah B lebih cocok
menggunakan teori belajar konstruktivisme. Jadi kita sebagai seorang pendidik
harus pandai-pandai memilih dan menganalisa kebutuhan peserta didik, sehingga
kita bisa menentukan dengan tepat metode atau teori apa yang dibutuhkan oleh
siswa kita.